PENGALAMAN MENDAFTAR GOOGLE ADSENSE, GOOGLE ADWORDS, DAN GOOGLE DOMAIN

Blogger adalah salah satu web hosting untuk membuat blog gratis. Kelebihan dari Blogger yaitu pengguna yang membangun sebuah blog bisa mendapatkan tempat hosting gratis lalu bisa memasang iklan dari Google AdSense menggunakan url hosted. Hosted artinya berbagi atau menumpang dengan domain blogspot.com di belakang nama url. Kelebihan ini khusus untuk Blogger saja. Mengapa demikian? Seperti yang kita tahu Blogger itu satu group dengan Google. Sama seperti Youtube, jika kita punya akun Youtube, lalu ingin memonetisasinya atau menguangkannya, bisa langsung daftar pakai akun Youtube kita, tentu saja dengan persyaratan dan kualifikasi tertentu yang harus dipenuhi oleh Youtuber. Juga demikian dengan pengguna Blogger, jika ingin memonetisasi blog yang dia buat, bisa langsung mendaftar ke Google AdSense, tanpa harus mengcopy kode AdSense yang tercipta ke web sendiri ketika membuat akun Google AdSense. Pengguna langsung diarahkan ke akun Blogger atau Youtube miliknya. 

Mendaftar akun di Google AdSense harus memiliki url web domain sendiri, yaitu url custom yang mandiri, artinya tidak menumpang pada web hosting lain. Saya sendiri dulu tidak begitu paham bagaimana menghasilkan uang dari internet. Saya coba search di Google tapi tak menemukan hasil, tahun 2014. Saya mikirnya harus punya domain sendiri, bukan web gratisan. Singkat cerita saya pun beli domain custom. Kalau tidak salah dulu harganya sekitar Rp 150.000 per tahun yang paling murah (tahun 2018), hosting dari Blogger juga. Kita bayarnya ke Google Domain. Akhirnya saya punya blog yang didesign dari Blogger dan domainnya dari Google Domain. Saya beri nama www.inyau.com. Inyau itu artinya kucing, karena saya suka kucing akhirnya dipilihlah nama itu. Pada saat itu blog saya artikelnya cuma dua, isinya pun tidak berkesudahan, 😀 namanya juga belajar ngeblog tanpa ada yang ngajarin detail. Cuma searching lalu praktekkan. 

Oiya, tadi ceritanya pertama kali daftar itu tahun 2014. Itu blog saya dari Blogger juga, isinya tentang lirik lagu, yang mana postingannya juga cuma dua. 😏 Saya iseng daftar daftar, tapi diarahkan ke Google AdWords (sekarang namanya Google Ads). Jadi saya baru tahu itu akun untuk pengiklan, atau yang punya bisnis. Dari mereka inilah para Blogger dapat penghasilan tiap bulan, jika diterima Google AdSense untuk memasang iklan di website mereka. Artinya Google AdWords itu kebalikan dari Google AdSense. Saya baru faham sekarang, itupun taunya setelah bersih bersih email kotak masuk dari beberapa tahun yang lalu. Kebanyakan spam, sebagian saya blokir lalu hapus. Lalu ketemu deh email dari Google, pokoknya yang berbau Google pasti saya simpan baik baik, karena itu data penting. 


Kira kira itulah isinya dan saya punya no ID di situ. Itu kegaptekan tahun 2014. Lanjut gaptek tahun 2018, pertama saya pikir harus punya domain sendiri, karena waktu daftar ada penolakan dari AdSense, 


Nah, itukan. Siapapun pasti punya pikiran yang sama dengan saya. Akhirnya saya beli domain custom, dengan nama www.inyau.com.


Di situ kan dibilang masa aktifnya selama setahun, lalu bisa diperpanjang otomatis jika menggunakan Kartu Kredit. Langsung saja saya gercep (gerak cepat) bayar via Credit Card. Akhirnya domain custom saya berhasil dibuat pada Juni 2018. Kebetulan bulan maret tahun 2019 kartu kredit saya lagi dalam masa pengurusan penambahan limit, jadi kartunya otomatis diblokir dulu sambil menunggu penambahan limit selesai. 

Masa aktif domain custom saya kan cuma setahun, berarti expired nya Juni 2019. Google kesulitan memproses perpanjang, karena Credit Card saya status terblokir. Sampai saat ini kartunya gak nyampe2, terkendala di alamat rumah. Saat mendaftar pertama kali saya menggunakan alamat kantor tahun 2013. Saat minta kenaikan limit di tahun 2019, posisi saya sudah resign kerja, dan alamat domisili yang sudah berbeda kota, jadi saya minta permohonan ganti alamat supaya kartu kredit yang baru di antar ke alamat sesuai KTP. Yang jadi masalah di sini alamat KTP saya tidak ada penjabaran secara mendetail, seperti no rumah, dan nama gang. Hanya nama jalan raya yang menuju rumah itu. Saya telpon lagi Call Center Bank, memberi tahu alamat yang jelas. Ternyata Call Center menjelaskan kalau kurir bank tidak diberi no HP nasabah, jadi mereka kesulitan mencari alamat yang tidak detail di KTP. Sangat berbeda dengan kurirnya logistik, hal wajib yg dicantumi adalah no HP, selain alamat lengkap. Ya mungkin itu sudah ketentuan bank untuk menjaga data nasabah dan menjauhkan resiko yang lebih buruk ke depannya, karena yang diantar adalah kartu kredit bersama pin nya. Kalau dipikir pikir rumit juga sistem kerja seperti itu. Dan akhirnya sampai saat ini saya belum menerima fisik dari kartu kredit yang sudah disetujui penambahan limitnya. Tetapi saya tetap di beri tahu dari Call Center no seri Credit Card. Dalam hati saya membatin, untuk apa juga, orang fisiknya tidak ada sama saya, dan statusnya belum diaktifkan. Mungkin pun saat ini sudah terblokir otomatis karena sudah setahun belum pernah diaktifkan. Ya sudahlah, mungkin itu juga keputusan terbaik supaya saya menjauhi riba. Walaupun tujuan awal saya menggunakan kartu kredit hanya untuk kemudahan transaksi online. 


Itu bunyi emailnya. Pada saat email ini masuk saya tidak tahu dan tak mempedulikannya. Karena tujuan saya mendaftar juga hanya untuk belajar dan ingin tau sistem kerja penggajian dari internet. Blog nya juga tidak pernah saya update lagi. Terakhir saya buka blog saya lagi juni 2020, saya liat artikelnya masih ada, tetapi jika di search pakai alamat custom www.inyau.com sudah hilang ditelan bumi,😀 karena masa aktif domain custom sudah berakhir. Itulah kekurangannya kalau kita pakai domain custom yang berbayar. Disarankan domain berbayar itu hanya untuk instansi resmi atau situs perorangan yang profesional. Tujuannya kan supaya lebih terlihat profesional. Pasti pengunjung situs pun merasa lebih respek sama instansi yang punya situs sendiri, daripada yang punya web gratisan, alias numpang url. 

Kembali ke cerita tahun 2018, setelah mendapat domain berbayar, dengan segera saya juga langsung daftar AdSense. Hihihi..., tidak tahu diri banget ya, blog artikel isinya cuma dua, berani beraninya daftar AdSense. Akhirnya saya punya akun AdSense, tetapi saat proses diberi script untuk ditempel di halaman html blog bagian <head> ......... </head>, saya tidak mengerti sampai di sini. Kode HTML saya tau, tapi tidak faham itu script untuk apa, dan cara edit dari Blogger pun saya tidak faham. Baru sekarang tahu, editan HTML itu dibuka dari tema blog. 


Itu ID Penayangnya sudah ada, ID Pelanggan dan ID Pembayarannya juga sudah tercreate. 


Berarti saya sudah punya akun AdSense, status akun "Terbuka". Itu artinya masih bisa dipakai sampai kapanpun, dan setiap orang hanya boleh punya satu akun AdSense. Akun AdSense bisa ditutup oleh permintaan sendiri, dan bisa juga diblokir oleh pihak Google jika kita melakukan pelanggaran. 

Proses create ID akun AdSense yang didaftar dari situs www.google.com/adsense, berbeda dengan yang didaftar dari akun Blogger dan akun Youtube. Akun AdSense saya itu kan daftarnya dari situsnya langsung. Jadi proses daftar yang dari Blogger saya belum bisa buka, katanya belum memenuhi syarat.  Padahal belum ada mengajukan pendaftaran, hanya buka link penghasilan, ganti pengaturan bahasa ke bahasa Inggris, lalu muncullah seperti ini :

Apa karena blog saya masih baru. Kemungkinan sekarang Blogger pakai filter otomatis untuk pendaftaran ke AdSense. Sama halnya seperti Youtube, ada persyaratan khusus yang tertulis, dan dari sistem pun menyesuaikan aplikasinya.  Kalau peraturan Youtube minimal harus punya subscriber 1.000 dan 4.000 jam tonton publik dalam setahun terakhir. Jadi jika kita belum sampai angka itu, otomatis tombol daftarnya terblok sendiri, tidak akan bisa lanjut ke pendaftaran selanjutnya. Bedanya sama Blogger, tidak ada ketentuan tertulisnya tentang berapa minimal artikel yang diposting, berapa jumlah kata minimal setiap artikel, atau berapa jumlah pengunjung situs minimal. Yang saya tahu penjabaran ketidaklayakan itu hanya ada waktu penolakan. Itu saya browsing dari pengalaman orang yang ditolak AdSense. Dijelaskan di situ artikel tidak boleh kebanyakan gambar atau video. Artikel harus punya paragraf kalimat yang memadai. Peraturan tertulis hanya tentang hak cipta, konten harus murni milik sendiri. 


Itu contoh cuplikan penolakan dari peninjauan ke dua dari pihak AdSense. Itu bukan punya saya, karena saya belum sampai tahap pendaftaran. 

Demikian cerita panjang kali lebar ini saya jabarkan. Saya masih terus belajar mengembangkan blog saya supaya lebih baik lagi, dan bertambah ilmunya. Saya belajar ngeblog sekaligus ngevlog semata mata bukan hanya mencari penghasilan, tapi motivasi yang tak kalah kuat adalah karena mencari ilmu. Banyak sekali ilmu yang didapat dari sini. Dibandingkan yang saya kerja punya penghasilan besar, tetapi saya tidak menyukai bidang itu, yang ada saya punya uang tapi tak punya ilmu. Lebih baik saya punya ilmu sekalian punya penghasilan dari situ. Itu akan lebih terasa enjoy dan punya kepuasan tersendiri. Aamiin. 
 










Komentar